Asumsikan bahwa sebuah pesawat ruang angkasa secara instan dipercepat di permukaan bumi (mengabaikan atmosfer untuk kesederhanaan). Kami akan mempertimbangkan ini dari kerangka referensi Matahari; dengan kata lain, Matahari tidak bergerak dan Bumi bergerak di sekitarnya.
Pesawat ruang angkasa dipercepat ke kecepatan yang persis sama dan berlawanan dengan kecepatan orbital Bumi di sekitar Matahari, membuatnya benar-benar diam di saat instan setelah akselerasi.
Apa yang terjadi selanjutnya? Nah, kita dapat mempertimbangkan gaya yang bekerja pada pesawat ruang angkasa:
- Gravitasi Bumi menyebabkan gaya ke arah Bumi.
- Gravitasi Matahari menyebabkan gaya ke arah Matahari.
Oleh karena itu, pesawat ruang angkasa stasioner akan berakselerasi menuju Bumi dan menuju Matahari. Karena Bumi bergerak cepat pada jalur orbitnya, gaya gravitasi tidak cukup untuk menarik pesawat ruang angkasa kembali ke orbit Bumi; Namun, itu akan mendorong pesawat ruang angkasa menjadi orbit elips.
Untuk menunjukkan situasinya, saya telah membuat simulasi kecil yang dapat dilihat di browser desktop. Klik di sini untuk mencoba simulasi. (Anda dapat mengklik "Lihat program ini" untuk memeriksa kode, dan menyegarkan halaman untuk memulai kembali simulasi.)
Simulasi ini akurat secara fisik (mengabaikan efek dari planet lain), tetapi bola telah diperbesar untuk memudahkan interpretasi. Bumi direpresentasikan sebagai hijau, sedangkan Matahari berwarna oranye dan pesawat ruang angkasa berwarna putih. Perhatikan bahwa, sementara bola yang mewakili pesawat ruang angkasa dan Matahari berpotongan, jarak antara dua benda fisik selalu lebih besar dari 3,35 jari-jari matahari.
Tangkapan layar ini menunjukkan bagaimana pesawat ruang angkasa ditarik ke orbit elips oleh Bumi:
Akhirnya, kita dapat mempertimbangkan skenario yang lebih realistis di mana pesawat ruang angkasa dipercepat hingga mencapai kecepatan nol (lagi, dalam kerangka referensi Matahari) pada jarak tertentu dari Bumi. Pada saat itu mencapai kecepatan nol, mesin berhenti.
Dalam hal ini, hasilnya pada dasarnya sama: masih ada kekuatan yang diberikan oleh Bumi dan Matahari, sehingga orbit elips akan dihasilkan. Semakin jauh roket berasal dari Bumi ketika mencapai kecepatan nol, semakin elips orbitnya. Jika Bumi begitu jauh sehingga gravitasinya dapat diabaikan, pesawat ruang angkasa akan jatuh langsung ke arah Matahari.