Solusi tipikal adalah membuat CI (Continuous Integration) build berjalan di server build: Ini akan menganalisis kode sumber, membuat build (dalam debug) dan menjalankan tes, mengukur cakupan tes, dll.
Sekarang, tipe build lain yang biasanya dikenal adalah "Nightly build": melakukan hal-hal lambat seperti membuat dokumen kode, membuat paket setup, menyebarkan ke lingkungan pengujian, dan menjalankan tes otomatis (asap atau penerimaan) terhadap lingkungan pengujian, dll.
Sekarang, pertanyaannya:
- Apakah lebih baik memiliki "Rilis build" terpisah ketiga sebagai build rilis?
- Atau apakah "Nightly build" dalam mode rilis dan menggunakannya sebagai rilis?
Apa yang Anda gunakan di perusahaan Anda?
(Rilis rilis juga harus menambahkan semacam tag ke kontrol sumber versi produk potensial.)