Hal lain yang perlu dipikirkan adalah asumsi yang mendasari ketika kita berbicara tentang sarana dan standar deviasi, dan korelasi.
Jika kita berbicara tentang sampel data, satu asumsi umum adalah bahwa data tersebut (setidaknya kira-kira) terdistribusi secara normal, atau dapat ditransformasikan sedemikian rupa (misalnya melalui transformasi log). Jika Anda mengamati standar deviasi nol, ada dua skenario: apakah standar deviasi sebenarnya bukan nol, tetapi sangat kecil, dan oleh karena itu dataset yang Anda miliki memiliki sampel yang semuanya pada nilai rata-rata (ini bisa, misalnya, terjadi jika Anda mengukur data pada tingkat presisi kasar); atau model tidak ditentukan dengan spesifik.
Dalam skenario kedua ini, standar deviasi, dan akibatnya korelasinya, adalah ukuran yang tidak berarti.
Secara umum, distribusi yang mendasarinya harus memiliki momen kedua yang terbatas, dan oleh karena itu deviasi standar yang tidak nol, agar korelasi menjadi konsep yang valid.