Statistik Bayesian merangkum kepercayaan sedangkan statistik frequentist merangkum bukti. Orang Bayesian memandang probabilitas sebagai tingkat kepercayaan. Jenis penalaran inklusif dan generatif ini berguna untuk merumuskan hipotesis. Sebagai contoh, Bayesian mungkin dapat secara sewenang-wenang menetapkan beberapa kemungkinan pada anggapan bahwa bulan terbuat dari keju hijau, terlepas dari apakah para astronot benar-benar dapat melakukan perjalanan ke sana untuk memverifikasi ini. Hipotesis ini mungkin didukung oleh gagasan bahwa, dari jauh, bulan terlihatseperti keju hijau. Frequentists tidak dapat secara tunggal memahami hipotesis yang lebih dari sekedar kesalahan, dan mereka juga tidak bisa mengatakan bukti lebih mendukung satu hipotesis daripada hipotesis lainnya. Bahkan kemungkinan maksimum hanya menghasilkan statistik yang "paling konsisten dengan apa yang diamati". Secara formal, statistik Bayesian memungkinkan kita untuk berpikir di luar kotak dan mengusulkan ide-ide yang dapat dipertahankan dari data. Tapi ini sifatnya hipotesis murni.
Statistik Frequentist paling baik diterapkan untuk mengkonfirmasi hipotesis. Ketika percobaan dilakukan dengan baik, statistik frequentist memberikan konteks "pengamat independen" atau "empiris" untuk temuan dengan menghindari prior. Ini konsisten dengan filosofi sains Karl Popper. Poin bukti bukanlah untuk menyebarluaskan ide tertentu. Banyak bukti konsisten dengan hipotesis yang salah. Bukti hanya bisa memalsukan kepercayaan.
Pengaruh prior biasanya dianggap sebagai bias dalam penalaran statistik. Seperti yang Anda ketahui, kami dapat membuat sejumlah besar alasan mengapa hal-hal terjadi. Secara psikologis, banyak orang percaya bahwa bias pengamat kita adalah hasil dari prior di otak kita yang membuat kita tidak benar-benar menimbang apa yang kita lihat. "Harapan mengaburkan pengamatan" seperti yang dikatakan Bunda Suci di Dune. Popper membuat gagasan ini keras.
Ini memiliki sejarah penting dalam beberapa percobaan ilmiah terbesar di zaman kita. Misalnya, John Snow dengan cermat mengumpulkan bukti untuk epidemi Kolera dan menyimpulkan dengan tepat bahwa Kolera tidak disebabkan oleh perampasan moral, dan menunjukkan bahwa bukti tersebut sangat konsisten dengan kontaminasi limbah: perhatikan dia tidak menyimpulkanini, temuan Snow mendahului penemuan bakteri, dan tidak ada pemahaman mekanistik atau etiologis. Wacana serupa ditemukan dalam Origin of Species. Kami tidak benar-benar tahu apakah bulan terbuat dari keju hijau sampai para astronot benar-benar mendarat di permukaan dan mengumpulkan sampel. Pada saat itu, para pengrajin Bayesian telah menetapkan probabilitas yang sangat, sangat rendah untuk kemungkinan lain, dan Frequentists paling-paling dapat mengatakan bahwa sampel sangat tidak konsisten dengan apa pun kecuali debu bulan.
Singkatnya, statistik Bayes dapat menerima hipotesis dan statistik frequentist setuju dengan konfirmasi hipotesis. Memastikan bahwa data dikumpulkan secara independen dalam upaya ini adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh ahli statistik modern.