Jika Anda ingin memahami perbedaan antara robotik vs AI, Anda dapat kira-kira menganggapnya sebagai makhluk vs otak (lebih tepatnya, sistem saraf).
Pertama, tidak semua makhluk punya otak. Mereka mungkin memiliki saraf yang memungkinkan mereka untuk bertindak secara refleks. Mereka setara dengan robot tanpa AI (catatan: definisi AI tidak begitu tepat).
Ada beberapa makhluk dengan otak, tetapi otak yang cukup bodoh (dalam arti dapat melakukan tugas yang rumit, tetapi tidak dapat mempelajari cara-cara baru untuk itu). Itu adalah robot dengan algoritma yang lebih kompleks, tetapi masih tanpa pembelajaran, yang beberapa orang anggap sebagai tidak ada AI dan beberapa menganggap sebagai jenis AI tertentu.
Yang menarik adalah yang memiliki otak yang mereka gunakan untuk belajar (misalnya manusia, kucing, lumba-lumba, gajah dll). Mereka seperti robot dengan AI.
Singkatnya, robotika adalah satu set seluruh ilmu; matematika, fisika, mekanika, elektronik, bahan, kontrol, geometri, kecerdasan buatan dan banyak lainnya. Namun, masing-masing ilmu itu sendiri melampaui robot.
Jika Anda mempelajari AI, Anda mungkin akan menerapkannya dalam robotika atau tidak, tergantung pada keputusan Anda sendiri nanti. Jika Anda mempelajari robotika, Anda mungkin akan bekerja dengan AI-nya atau tidak, tergantung pada keputusan Anda sendiri nanti.
Oleh karena itu, rekomendasi saya adalah memikirkan kemungkinan. Misalnya, jika Anda tertarik pada AI dalam robotika sekarang, apa yang akan terjadi jika Anda kehilangan minat di masa depan? Jika Anda secara umum tertarik pada perangkat lunak algoritmik, pilih AI. Jika Anda berubah pikiran tentang robot, Anda masih memiliki sesuatu untuk difokuskan. Jika Anda sangat tertarik untuk membangun hal-hal nyata, gunakan robotika. Jika Anda berubah pikiran tentang AI nanti, Anda masih bisa mengerjakan robot.